Air Hitam dan Bau Menyengat
PEKALONGAN – Pencemaran yang terjadi di sungai yang melintasi Kota Pekalongan makin parah. Terbukti, air di seluruh sungai terlihat berwarna hitam. Bukan hanya itu, bau yang ditimbulkan akibat pencemaran cukup menyengat hidung. Dari pengamatan Suara Merdeka di pinggiran Sungai Asem Binatur, warna air sungai tidak seperti biasanya, yakni hitam. Sampah pun juga berceceran di aliran sungai, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Kondisi tersebut membuat masyarakat yang sering melintas di pinggir sungai prihatin dan berharap pencemaran itu secepatnya diatasi oleh Pemkot Pekalongan.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Aidin didampingi Kasi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Erwan Kurniawan ST menegaskan sebagian sungai di Kota Pekalongan sudah tercemar. Sedangkan parahnya pencemaran itu akibat adanya pembuangan limbah dari beberapa industri kecil, terutama yang belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Di antaranya industri tahu dan tempe, teksti, dan peternakan. “Industri kecil di daerah tetangga, yakni Kabupaten Pekalongan juga berperan dalam pencemaran sungai,” tandasnya. Aidin menjelaskan selama ini Pemkot sudah berusaha mengantisipasi supaya sungai di daerahnya dengan membuat IPAL di sejumlah kelurahan. Seperti di daerah Jenggot, Kradenan, Banyurip Alit, Bandengan dan Yosorejo.
Namun karena jumlah limbah dari sejumlah industri yang terbuang lebih banyak, maka pencemaran pun tetap ada. Dari hasil survei yang dilakukan KLH, setiap hari jumlah limbah yang dihasilkan industri kecil sebanyak 4.800 meter kubik. Dari sebanyak limbah itu, sekitar 75 persen tidak bisa diolah, sehingga dibuang ke sungai. “Kondisi seperti ini membuat sungai di Kota Pekalongan menjadi tercemar,” katanya. Lebih lanjut dijelaskan, salah satu langkah yang dilakukan Pemkot untuk mengantisipasi adanya pencemaran sungai yakni menggelar program kali bersih (Prokasih). Menurut Aidin, program itu sebenarnya cukup bagus untuk menghindari adanya pencemaran.
“Kami akan membantu mereka untuk membuat pembuangan limbah, sehingga tidak lagi menyebabkan pencemaran sungai,” katanya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Dwi Heri Wibawa melalui Kabid Pengawasan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tuti Widiyati menjelaskan, bau tak sedap dari sungai itu tidak berpengaruh pada kesehatan manusia. Hanya saja, memang masyarakat jadi tidak nyaman dan terganggu oleh bau tak sedap. “Jadi sepanjang air itu tidak berinteraksi langsung untuk minum atau mandi tidak masalah. Berbeda, ketika air itu bersentuhan langsung, maka bisa berdampak pada kesehatan seseorang,” kata Tuti Widiyati, kepada Suara Merdeka (H4, H63 – 49)
lokasi lengkapnya dimana mas/mbak?
BalasHapus